Usia Tua Bukan Penghalang, Bapak Ini Tetap Semangat Berjualan Soto Enak

Di satu sudut ramainya kota, warung soto ini begitu mencuri perhatian. 
Di sekitarnya berdiri beberapa pohon besar yang merentangkan daun lebarnya kemana-mana. Adem jadinya.



Inilah hal kecil yang mencuri perhatian.

Tempatnya teduh dan nyaman membuat hati selalu tergerak untuk melipir ke tempat ini.
Dan saat yang paling pas ketika makan siang.

Perut yang meronta-ronta minta jatah harus segera ditenangkan. Jika tidak, raungannya semakin menjadi-jadi.

Malu kalau di dengar tetangga..
😁

Tempat parkirnya lega, jadi mau meng-istirahat-kan motor dengan gaya bebas tentu dilarang.
Yang rapi saja..

Sreett, motor diam dengan tenang dalam posisi bagus. Saya segera bergerak mencari sang pengendali warungnya.

Wajahnya ceria, senyum sapanya ramah, bibirnya tersenyum ditengah kerutan kulit yang sudah menua.

Si bapak sudah lanjut usianya, mungkin di atas 60 tahun. Tapi kesigapannya melayani pembeli tidak kalah gesitnya.

Sayapun ikut kelimpahan semangatnya..


Racikan mantap

Ia bersama istrinya meracik soto ayam ini, ketika kuahnya menerobos mulut dan kerongkongan, emmm.. segar sekali..

Enak banget..

Harganya murah..

Kurang apalagi coba?

Yang punya ramah, makanannya enak, bumbunya pas, tempatnya teduh dan luas, parkir lega..
Komplit sudah..

Itulah segudang alasan yang membuat saya sangat menggemari soto di tempat ini.

Mantap semantap mantapnya..
Kagum sama si bapak

Walau usianya lanjut, kaki-kakinya yang lemah tidak bisa berbohong, tapi ia tetap lincah melayani pelanggan.

Usia yang sudah menua tidak membuatnya menyerah kalah.
Malah semakin bergairah.

Keren dah..



Berbekal keahliannya meracik soto enak, beliau terus berkarya dan menyebarkan sajiannya ke berbagai perut yang lapar.

Perut saya juga..
😂

Sangat senang menyantap sotonya si bapak, njleb banget rasanya. Bumbunya tidak menghentak, sangat lembut.
Di perut itu rasanya enak, nyaman.

Sebagai anak muda saya mulai mengambil pelajaran dari kelincahan si bapak.
  • Tetap semangat bekerja
  • Tahu bagaimana melayani pelanggan
  • Pandai meracik bumbu
  • Tidak pantang menyerah
Rasa tidak mau kalah bergejolak dalam hati, semangat membumbung dan saya harus tetap berkreasi agar bisa menghasilkan uang yang cukup, bahkan lebih bagi keluarga.

Yang tidak boleh dilewatkan, saya akan tetap menjadi pelanggan setia si bapak.

Siapa juga yang mau melewatkan makanan enak, di tempat nyaman hasil racikan pria hebat yang selalu ramah menyapa pembeli?

Banyak pedagang yang lupa

Senyum ramah menjadi senjata pertama untuk meluluhkan hati pembeli dan membuatnya merasa sangat dihargai penjual.

Inilah yang sering dilupakan..

Entah mengapa banyak pedagang yang melakukan kesalahan ini.

Ketika kaki pertama kali menginjak lantai tokonya, tidak mendapat sambutan apapun. Malah kita yang harus celingak-celinguk cari ini dan itu tapi tidak ketemu.



Dan anehnya si penjual kok tidak tergerak hatinya untuk menyapa.

Melihat penjual yang sok jual mahal seperti ini, hati langsung dongkol, emosi sudah melunjak-lunjak saking kesalnya.

Mau tak mau pergi saja.

Ngapain juga belanja di tempat seperti itu?

Toko yang pedagangnya membuat pelanggan kecewa tidak akan menjadi pilihan lagi. Mesti ditinggalkan.

Masih banyak kok pedagang ramah yang siap sibuk bergerak kesana kemari mencarikan apa yang diincar pembeli..

Dan si bapak penjual soto ternyata sangat memahami hal ini.

Ia selalu melempar senyum cerianya kepada pelanggan yang sudah meluangkan waktunya untuk mencicipi racikannya.

Ini tidak boleh disia-siakan..

Si bapak berhasil menancapkan kesan mendalam di dalam hati saya dan itulah yang membuat hati ingin datang dan datang lagi..
Tunggu saya pak ya!!

Semangat yang terus membara

Terkadang saya sedih, di saat bapak dan ibu penjual soto di atas masih semangat menyambut rejeki, di tempat lain malah ada anak muda yang leha-leha di rumah. Tidak tahu waktu, bekerja enggan dan malah menjadi beban keluarga.

Miris melihatnya.

Mereka lebih asyik dengan gadget dan terus meminta uluran tangan orang tua, padahal usianya termasuk masa bekerja.

Ya sudahlah, itu haknya.
Dan hak saya adalah mengikuti semangat bapak penjual soto.

Setiap melihat beliau, bergerak menyiapkan hidangan semangkuk soto enak, hati terpacu. Masa saya yang jauh lebih mudah kalah.
Ini menjadi pematik semangat untuk bekerja lebih giat lagi.



Waktu yang ada diolah ke hal produktif. Siapa tahu nanti bisa menghasilkan dan membantu keuangan keluarga agar jauh lebih lega.
Daripada bengong tidak karuan, mending mencoba hal positif yang dirasa bisa menghasilkan di masa depan.

Karena itulah saya terus semangat menulis, nge-blog, membagikan hal-hal positif kepada pembaca. Mudah-mudahan mereka terbantu dengan informasi yang dibagikan di sini.

Selain itu, bagi anda yang belum tahu, nge-blog atau mengelola website bisa menghasilkan uang lho.

Lha, kok bisa?

Begini...
Saat pengunjung blog sudah banyak, misalnya ribuan per hari, kita bisa memasang iklan. Kalau ada yang klik iklannya, uang masuk.

Walaupun receh tidak masalah. 
Jika semakin banyak yang klik hasilnya tambah bagus. Penghasilan bulanan bisa buat hati sumringah. Jadinya ada uang untuk makan soto si bapak...
😁

Baca juga ya :

Post a Comment for "Usia Tua Bukan Penghalang, Bapak Ini Tetap Semangat Berjualan Soto Enak"