Saat Memilih Kemudahan Libur Daripada Gaji, Hati Lebih Tenang dan Nyaman

Gaji besar yang nyelonong ke rekening setiap bulan menjadi dambaan banyak orang. Apalagi jika pekerjaannya mudah, santai dan tidak menguras energi..
Wow....

Sungguh pekerjaan impian...



Siapa yang tidak senang mendapatkan gaji tinggi dengan usaha yang minimal? Banyak orang memimpikannya. 
Sayangnya kejadian ini sangat jarang...
😁

Ok...
Mari kesampingkan impian itu sejenak dan mengapa ada beberapa orang yang lebih memilih kemudahan libur daripada gaji tinggi.

Kemudahan libur lebih penting

Walaupun gaji yang diterima lebih sedikit, tapi keleluasaan meminta jatah libur menjadi pertimbangan yang tidak boleh dilewatkan.

Seperti paman saya.

Ia sudah bekerja sejak pertama kali menginjakkan kaki ditanah asing itu. Tanah yang jauh dari kampungnya.

Berkendara motor, 3 jam baru sampai.

Dari bujang sampai sekarang, sudah mempunyai anak-anak yang tamat SMA, Ia tetap setia bekerja disana dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan kabur.



Tidak ada sama sekali..

Mengapa bisa begitu?

Dikampung, acara itu banyak dan mengharuskan kami yang merantau mesti pulang. Dalam sebulan ada saja acara...
  • Menikah
  • Acara agama
  • Upacara adat.
Banyak pokoknya.

Bagi mereka yang liburnya dijatah dan tidak boleh asal libur, ini menjadi tantangan sendiri. Yang pasti mereka tidak bisa sering mengikuti acara-acara seperti ini.

Bagi saya dan paman, acara model ini penting. 

Mau tidak mau harus bisa hadir, walaupun tidak sesering mereka yang tinggal dikampung.

Disinilah pilihannya untuk tidak berpaling dari tempat bekerja sekarang tepat. Karena ia bebas meminta ijin untuk kegiatan tertentu di kampung.

Bosnya murah hati.

Gajipun tidak dipotong..

Menarik kan..

Karena begitu dimudahkan, ia tidak mau pindah kerja walau tawaran gaji tinggi mengimingi.

Takutnya ia tidak bisa libur dengan "agak" bebas.

Gajinya yang sekarang sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Buktinya ia berhasil menamatkan dua anaknya sampai SMA dan sudah bekerja semua.

Apalagi istrinya juga mengambil orderan jahit pakaian. Pemasukan tambahan pun diperoleh dan lebih melegakan keuangan.


Kita yang memilih


Kalau saya yang menjadi seperti paman, tentu memilih tempat kerja yang menawarkan kemudahan untuk libur, mengingat banyaknya acara dikampung.

Kalau pulang, minimal ijin sehari baru bisa. Itupun sudah berkejaran dengan waktu agar bisa kembali ke tempat rantau untuk bekerja kembali esok hari.
Perjalanan ke kampung saja minimal dua jam.

Kalau pulang pergi lama kan jadinya?

Tetapi mau bagaimana lagi, dapur harus ngebul.
Bekerja mesti tetap semangat.
Yang penting gaji cukup.


Dan menariknya, paman mendapatkan jatah libur dua kali seminggu, sabtu dan minggu. Ditempat lain, masih ada yang hanya mendapatkan libur seminggu sekali.

Ini menjadi keuntungan lain yang ia pertimbangkan.

Disaat libur dua hari, ia bisa mengeksekusi proyek kecil-kecilan. Lumayan kan hadir pemasukan tambahan.
Waktu luang ini dimanfaatkan juga untuk bermain bersama keluarganya.

Jadi tidak salah memang jika paman bersikeras untuk tetap bekerja disana dan tidak mau memalingkan hatinya ke tempat lain.

Plus, paman sudah mempunyai rumah layak di tempatnya merantau.

Keren banget dah..

Bisa punya rumah, mampu menyekolahkan anaknya dengan baik, bisa libur kapan saja, siapa juga yang mau pindah ke lain hati?

Pekerjaan apa yang saya pilih agar libur lebih bebas?

Awalnya saya juga bekerja dengan orang, enam hari seminggu. Libur hanya sekali dan terasa ngepas banget.
Melepas lelah di satu hari saja rasanya kurang, ingin banget bisa istirahat dua kali seminggu.

Tetapi apa daya, aturan tempat kerja seperti itu.

Suatu hari, datanglah tawaran menarik.
Diajak mengajar privat oleh teman, bayarannya lumayan.

Sekali mengajar murid selama 90 menit, bayarannya lebih dari uang gaji per hari di tempat lama. Saya sanggupi dong.
Dari sana pekerjaan ini terus ditekuni.

Mengajar privat, bergerak sendiri tanpa ikut lembaga, menghadirkan kepuasaan lebih. Kalau mau libur, tinggal chat saja muridnya bahwa saya tidak bisa datang.
Semudah itu!

Tidak ada birokrasi ribet yang mengharuskan minta tanda tangan ini dan itu.

Libur lebih bebas, tidak ada bos, keuangan semuanya diatur sendiri. Akhirnya saya bertemu pekerjaan impian yang memudahkan libur, plus uangnya lumayan.



Karena bekerja mulai sore, setelah murid pulang sekolah, pagi hari ada waktu luang. Saya manfaatkan untuk belajar nge-blog.
Yang anda baca inilah hasilnya.

Dapat ilmu baru, pengalaman baru, teman baru dan cara menghasilkan uang yang baru.

Benar...
Lewat blog, saya mendapatkan kesempatan untuk menghasilkan uang. Caranya dengan memasang iklan. Lumayanlah ada pemasukan tambahan.

Belum lagi diminta meng-handle website milik orang. Tugas saya cuma memantau performa web dan menulis beberapa artikel setiap bulan. Tentu saja saya dibayar.
Celah pemasukan ternyata banyak.

Ok...
Itu semua balik lagi ke diri sendiri, apakah mencari pekerjaan yang memudahkan libur atau menginginkan gaji tinggi tapi susah istirahat.

Jadi, pekerjaan saya bisa dibilang "freelance" dan alasan mengapa memilihnya adalah :
  • Memudahkan libur
  • Bisa mengatur pekerjaan sendiri
  • Tidak diatur bos atau orang lain
  • Bisa belajar skill lain untuk mencari pemasukan tambahan
Kalau anda bagaimana?


Baca juga :

Post a Comment for "Saat Memilih Kemudahan Libur Daripada Gaji, Hati Lebih Tenang dan Nyaman"